Page 49 - Buku HUT ke-70 PPPK Petra
P. 49
dalam dosa (Mazmur 51:7). Menjadi
guru itu sama dengan menjadi
arsitek atau pembentuk jiwa dan
hidup anak-anak. Dan sama seperti
setiap rumah dibangun oleh seorang
ahli bangunan, maka untuk bisa
membentuk anak-anak seturut
kehendak Tuhan, seorang guru harus
belajar dari ahli bangunan segala
sesuatu, yaitu Allah sendiri (Ibrani
3:4).
PPPK Petra didirikan pada tahun
1951 untuk menjadi lembaga
pendidikan Kristen yang holistik,
inspiratif, dan berprestasi dengan
sepenuh hati bagi Tuhan serta mencapai potensi terbaik mereka. dihadapinya. Orang tua dapat
sesama. Proses pendidikan di bawah Murid-murid yang mengalami mendampingi dan membimbing
naungan PPPK Petra menekankan keterlambatan dalam penguasaan anaknya melewati segala kesulitan
pembentukan dasar iman yang kuat materi tertentu mendapat perhatian yang harus diselesaikannya.
dan mempersiapkan anak-anak khusus dan dukungan ekstra. Di Orang tua juga dapat mengenali
untuk menggenapkan rencana dan atas semuanya itu, kita percaya dan mengikuti pertumbuhan
kehendak Tuhan dengan mengenali, bahwa guru-guru ini juga menjadi dan perkembangan talenta yang
menumbuhkan/mengasah, dan pendoa syafaat bagi para muridnya. dianugerahkan oleh Tuhan kepada
menggunakan setiap talenta yang Demikian pula sebaliknya, para anak-anak mereka. Beberapa tugas
Tuhan sudah berikan. Dengan murid mendoakan para gurunya, yang diberikan, sengaja melibatkan
demikian, setiap anak secara pribadi menyerahkan semuanya ke dalam orang tua sehingga sekolah juga bisa
dan bersama teman-temannya anugerah pemeliharaan Tuhan. melihat dukungan dan komitmen
dapat menjadi berkat, garam dan orang tua dalam pendidikan putra-
terang bagi orang lain, sehingga Masa pandemi COVID-19 ini dapat putrinya. Karena anak-anak itu
Bapa di surga dipermuliakan melalui dilihat sebagai kesempatan yang berharga di mata Tuhan, orang tua
hidup mereka (Matius 5:16). Guru- Tuhan berikan kepada orang tua mendorong anak-anak untuk belajar
guru yang ada, tidak melihat murid untuk menjadi arsitek jiwa bagi dan berprestasi bukan demi trofi
sebagai objek untuk mencari profit/ anak-anak mereka. Orang tua bisa bagi diri sendiri atau bagi sekolah,
keuntungan pribadi. Sebaliknya, mengenali cara belajar anaknya bukan juga demi kebanggaan orang
setiap guru sesuai dengan di sekolah, interaksinya dengan tua. Sejak dini, anak-anak diajar
kompetensi spesifiknya dan dengan teman-temannya, tanggung untuk mengerti bahwa apa pun
penuh kesabaran dan kedisiplinan jawabnya dalam mengerjakan tugas yang mereka lakukan, mereka harus
memandang setiap murid sebagai yang diberikan oleh sekolah, serta melakukannya dengan segenap hati,
sebuah pribadi yang perlu dibentuk kemandirian dan kedewasaannya bukan untuk manusia, namun demi
dan dibimbing/diarahkan untuk dalam mengatasi persoalan yang kemuliaan Tuhan.
HUT ke-70 PPPK PETRA | 46